Propagasi Gelombang Radio
1.1 Propagasi Gelombang
Definisi dari propagasi gelombang adalah
perambatan gelombang pada media perambatan. Media perambatan atau biasa
juga disebut saluran transmisi gelombang dapat berupa fisik yaitu
sepasang kawat konduktor, kabel koaksial dan berupa non fisik yaitu
gelombang radio atau sinar laser. Pada Gambar 1 merupakan gambaran
singkat tentang propagasi gelombang (J, Herman, 1986: 1.4).
Gambar 1. Propagasi Gelombang
1.2 Gelombang Radio dan Spektrum Elektromagnetik
Gelombang radio termasuk keluarga radiasi elektromagnetik meliputi infra merah (radiasi panas), cahaya tampak (visible light),
ultraviolet, sinar-X, dan bahkan panjang gelombang Gamma yang lebih
pendek dan sinar kosmik. Gelombang elektromagnetik berasal dari
interaksi antara medan listrik dan medan magnet seperti pada Gambar 2
(Reed, 2004: 20.1).
Gambar 2. Medan listrik dan magnet pada gelombang elektromagnetik
Pembagian spektrum gelombang elektromagnetik dapat di lihat pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Spektrum elektromagnetik
Menurut John (1988: 8-10) Nilai panjang gelombang λ berhubungan dengan frekuensi f dan kecepatan gelombang v, dimana kecepatan gelombang bergantung pada media. Dalam kasus ini medianya adalah ruang bebas (free space/vacuum).
λ= v / f
dimana : v= c (ruang bebas)= 3 x 108 m s-1
Pada Gambar 4 ditunjukkan hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi pada v = c. Banyak jenis frekuensi yang ada seperti Gambar 3 diatas. Berikut ini adalah daftar frekuensi yang lebih rinci dalam tabel 1.
Gambar 4. Panjang gelombang berbanding frekuensi untuk v = c
1.3 Polarisasi Gelombang Elektromagnetik
J, Herman (1986: 1.43)
menyatakan polarisasi gelombang didefinisikan sebagai sifat gelombang
elektromagnetik yang menjelaskan arah dan amplitudo vektor kuat medan
magnet sebagai fungsi waktu. Ada tiga macam polarisasi gelombang yaitu
polarisasi linier, polarisasi lingkaran, dan polarisasi eliptis.
Gambar 5. Polarisasi gelombang elektromagnetik
2. Gelombang Ruang Bebas (Free Space)
2.1 Pembiasan (Refraction) oleh Atmosfir Bumi
Pada atmosfir bumi
terjadi pembiasan gelombang sekitar 18 km dari permukaan bumi di daerah
khatulistiwa dan sampai sekitar 8 dan 11 km di daerah kutub selatan dan
utara. Untuk itu radius bumi diubah disesuaikan demikian hingga
kelengkungan relatif antara gelombang dan bumi tetap seperti yang
ditunjukkan Gambar 6 Radius kelengkungan bumi yang telah disesuaikan
dengan perbandingan antara radius efektif bumi dan radius bumi yang
sesungguhnya disebut dengan faktor K. Pada kondisi atmosfir normal,
dalam perhitungan radius bumi ekuivalen biasanya digunakan K = 4/3 (J,
Herman, 1986: 3.2).
Gambar 6. Radius efektif bumi
Gambar 7. Profil lintasan (path profile) dengan faktor K = 4/3
2.2 Propagasi Line of Sight (LOS)
Propagasi gelombang pada frekuensi diatas
30 MHz memanfaatkan gelombang langsung dan gelombang pantul oleh
permukaan bumi. Pada Gambar 8 berikut ini adalah gambaran dari propagasi
Line of Sight (LOS).
Gambar 8. Daerah Freshnel di sekitar lintasan langsung
Pada propagasi LOS
terdapat daerah yang harus dan wajib terhindar dari halangan, daerah
itu disebut dengan daerah fresnel (fresnel zone). Seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. Pemetaan daerah-daerah Freshnel
Berdasarkan Gambar 9 dan keterangan di atas, F1 disebut sebagai radius daerah Freshnel pertama, yang dirumuskan dengan (Aswoyo, 2006: 101) :
2.3 Redaman pada ruang bebas (free space loss)
Redaman LOS berharga rata-rata sama dengan
redaman ruang bebas. Dalam perhitungan redaman lintasan dianggap tetap
sehingga untuk LOS adalah (J, Herman, 1986: 3.29):
Lp = 32,5 + 20 log d (km) + 20 log f (MHz) (2.5)
3. Difraksi (Diffraction) dan Hamburan (Scattering)
3.1 Difraksi oleh Penghalang (Knife Edge Diffraction)
Difraksi
adalah kemampuan gelombang untuk berbelok setelah mengalami benturan
dengan penghalang. J, Herman (1986: 4.5) menyatakan difraksi oleh bukit,
pohon, bangunan dan lain-lain sulit sekali dihitung, akan tetapi
perkiraan redamannya dapat diperoleh dengan mengingat harga-harga
ekstrim yang disebabkan oleh difraksi rintangan tajam yang menyerap
sempurna (Knife Edge Diffraction).
Gambar 10. Difraksi pada penghalang
3.2 Hamburan oleh Troposfir (Troposphere Scatter)
Sistem
komunikasi radio yang mengunakan sifat hamburan gelombang
elektromagnetik oleh partikel-partikel troposfir yang disebut sistem
tropo atau thin line troposcattering system. Jaraknya berkisar
200 – 800 km dan frekuensi yang dipakai yaitu 300 – 30.000 MHz berada di
daerah UHF dan SHF (J, Herman,1986: 4.11). Pada Gambar 11, adalah
mekanisme troposcattering.
Gambar 11. Mekanisme hambuiran oleh troposfir.
4. Gelombang Langit (Sky Wave)
4.1 Ionosfir
Ionosfir
tersusun dari 3 (tiga) lapisan , mulai dari yang terbawah yang disebut
dengan lapisan D, E dan F. Sedangkan lapisan F dibagi menjadi dua, yaitu
lapisan F1 dan F2 (yang lebih atas), seperti Gambar 12.
Gambar 12. Lapisan ionosfir
Untuk lebih jelasnya tentang fenomena masing-masing lapisan pada ionosfir klik tombol nama-nama lapisan ionosfir.
- Lapisan D terletak sekitar 40 km – 90 km. Ionisasi di lapisan D sangat rendah, karena lapisan ini adalah daerah yang paling jauh dari matahari. Lapisan ini mampu membiaskan gelombang-gelombang yang berfrekuensi rendah. Frekuensi-frekuensi yang tinggi, terus dilewatkan tetapi mengalami redaman. Setelah matahari terbenam, lapisan ini segera menghilang karena ion-ionnya dengan cepat bergabung kembali menjadi molekul-molekul.
- Lapisan E terletak sekitar 90 km – 150 km. Lapisan ini, dikenal juga dengan lapisan Kenelly–Heaviside, karena orang-orang inilah yang pertama kali menyebutkan keberadaan lapisan E ini. Setelah matahari terbenam, pada lapisan ini juga terjadi penggabungan ion-ion menjadi molekul-molekul, tetapi kecepatan penggabungannya lebih rendah dibandingkan dengan lapisan D, dan baru bergabung seluruhnya pada tengah malam. Lapisan ini mampu membiaskan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari gelombang yang bisa dibiaskan lapisan D. Dalam praktek, lapisan E mampu membiaskan gelombang hingga frekuensi 20 MHz.
- Lapisan F terdapat pada ketinggian sekitar 150 km – 400 km. Selama siang hari, lapisan F terpecah menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2. Level ionisasi pada lapisan ini sedemikian tinggi dan berubah dengan cepat se iring dengan pergantian siang dan malam. Pada siang hari, bagian atmosfir yang paling dekat dengan matahari mengalami ionisasi yang paling hebat. Karena atmosfir di daerah ini sangat renggang, maka penggabungan kembali ion-ion menjadi molekul terjadi sangat lambat (setelah terbenam matahari). Karena itu, lapisan ini terionisasi relatif konstan setiap saat. Lapisan F bermanfaat sekali untuk transmisi jarak jauh pada frekuensi tinggi dan mampu membiaskan gelombang pada frekuensi hingga 30 MHz.
4.2 Propagasi Gelombang dalam Ionosfir
Pada frekuensi tinggi
atau daerah HF, yang mempunyai range frekuensi 3 – 30 MHz, gelombang
dapat dipropagasikan menempuh jarak yang jauh akibat dari pembiasan dan
pemantulan lintasan pada lapisan ionospher. Gelombang yang berpropagasi
melalui lapisan ionosfer ini disebut sebagai gelombang ionosfer (ionospheric wave) (Aswoyo, 2006: 89).
Gambar 13. Propagasi Gelombang Ionosfir
5. Gelombang Permukaan Bumi (Ground Wave)
5.1 Permukaan Bumi sebagai Penumpu Gelombang Elektromagnetik
Gelombang permukaan
bumi berpolarisasi vertikal, karena setiap komponen horisontalnya akan
dihubung singkat oleh permukaan bumi. Daerah frekuensi utama gelombang
ini adalah 30 kHz – 3 MHz yaitu band MF dan LF dan konfigurasi medannya
terlihat seperti pada gambar.
Perubahan kadar air
mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman
gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan tanah.
Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika
bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan
energi gelombang) akan berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang
tanah di atas air, terutama air garam (air laut) jauh lebih baik dari
pada di tanah kering (berkonduktivitas rendah), seperti padang pasir.
Rugi-rugi (redaman) tanah akan meningkat dengan cepat dengan semakin
besarnya frekuensi. Karena alasan tersebut, gelombang tanah sangat
tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz.
Gambar 14. Perambatan Gelombang permukaan bumi
5.2 Propagasi Gelombang dalam Air Laut
Propagasi gelombang
permukaan merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi di dalam
lautan Untuk memperkecil redaman laut, maka digunakan frekuensi yang
sangat rendah, yaitu band ELF (Extremely Low Frequency), yaitu antara 30
hingga 300 Hz. Dalam pemakaian tertentu dengan frekuensi 100 Hz,
redamannya hanya sekitar 0,3 dB per meter. Redaman ini akan meningkat
drastis bila frekuensinya makin tinggi, misalnya pada 1 GHz redamannya
menjadi 1000 dB per meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar